Anne Avantie adalah pelopor kebayap kontemporer. Dia adalah pembuat kebaya paling mahal di Indonesia. Anne Avantie lahir di Semarang, 20 Mei 1964 dari pasangan Hary Alexander dan Amie Indriati. Dia saat ini menikah dengan Joseph Hendry Susilo (suami keduanya) dan memiliki 3 anak, Eufrasya Intan Avantie, Yohanes Ernest Christoga, dan Mateus Ian Tadeo Christoga. Dia mengelola beberapa komunitas nirlaba untuk anak-anak yang menderita penyakit down syndrome.

karier

Anne Avantie tidak pernah menyerah untuk memberikan kontribusinya di dunia mode, karena pakaiannya berbeda dengan yang lain, desain kebaya-nya tidak begitu gaya konvensional, ia menambahkan beberapa pola dan bahan yang membuat kebaya-nya terlihat berbeda, itu terlihat kebaya modern tanpa meninggalkan nilai tradisional itu. Karena kreativitasnya, ia memberikan warna kebaya baru di dunia mode, ia berani menerobos aturan dasar mendesain kebaya yang tampaknya ketinggalan jaman. Ia membuat tren baru dan ia adalah pelopor eksplorasi baru kebaya. Kreativitas Anne Avantie juga ditampilkan di Indonesia Fashion Week 2015 pada bulan Maret. Dia membuat pakaian kebaya yang dikombinasikan dengan residu pakaian batik yang telah terbakar karena Pasar Klewer dibakar pada Desember 2014. Kombinasi antara bahan-bahan itu membuat pakaian kebaya terlihat berbeda, mewah, elegan dan unik. Pakaian kebaya nya memiliki warna hitam, coklat tua, dan merah untuk mengingatkan semua orang tentang situasi Pasar Klewer ketika terbakar, ada api, asap dan benda-benda yang terbakar di sekitarnya. Anne Avantie adalah salah satu wanita Indonesia yang luar biasa, kita harus bangga padanya karena dia telah membawa Indonesia pergi ke Internasional terutama di dunia mode. Kebaya-nya pernah digunakan oleh Miss World dan Miss Universe yang pernah datang ke Indonesia, dan banyak selebriti Indonesia yang mengenakan pakaian kebaya-nya. Kreativitasnya dalam mendesain kebaya membuat wanita Indonesia terlihat begitu cantik dan luar biasa ketika mereka mengenakan kebaya. Dia telah mengangkat nilai feminisme di kalangan perempuan Indonesia.